Sekitar dua minggu membiarkan peralatan pancing menganggur, membuat tanganku gatal juga. Mancing kali ini di dermaga nelayan Banyutowo Pati. Dermaga nelayan ini merupakan bangunan yang relatif baru. Namun saya sudah lupa . Dermaga Beton PPI Banyutowo ini merupakan generasi ke berapa dari jembatan yeti. Sebelum menjadi dermaga beton seperti sekarang, jembatan yeti itu berbahan kayu.
setelah mempersiapkan peralatan pancing yang aku punya dan umpan rupanya cuaca mendung dan bahkan berubah menjadi hujan cukup menghalangi kesenangan melempar dan menggulung reel pancing.

Selepas tengah hari, tanda tanda umpan dimakan ikan sudah terasa. sebuah tarikan menyambar umpan potongan cumi yang saya pasang dimata kail membuat mancing kali ini berisi harapan. Umpan cumi yangh saya peroleh dari pasar tayu. sepotong demi sepotong dimakan ikan. rasa penasaran semakin membesar ketika beberapa kali lemparan dan pasang umpan baru lenyap disambar ikan .

Saat yang ditunggu tunggu datang. sebuah tarikan kuat mengagetkan saya , seketika joran golden fish saya hentak . yess! saya merasa tarikan perlawanan yang lumayan kuat. Namun reel shimano nexave 2500 yang saya gunakan masih terasa mudah menghadapi perlawanan ikan . Ikan langsung terangkat. wah rupanya seekor ikan dokang. jujur saja , baru kali ini saya mendapatkan dokang untuk mancing siang hari.
Selain saya beberapa pemancing menggunakan tegeg menaikkan keting di pinggiran dermaga.

Walau hanya seekor dokang secara keseluruhan saya puas dengan mancing kali ini. beberapa pengalaman pemancing yang lain, ikan ikan lain juga bisa ditangkap di sini seperti kan kerong kerong atau jambrung . ikan tiga waja yang dalam bahasa lokal disebut iwak nggitu (nyunggi watu :membawa batu di kepalanya )